PELAYANAN DAN CINTA

Ketia pikiran kita terasa resah kita binggung apa yang harus kita lakukan

Veni, Vidi, Vici (Saya datang, saya melihat, saya menang)

Kamis, 15 Juli 2010

DAYAK EMBALOH SEBELUM KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Kisah menarik dari seorang Imam

oleh; Silvester

Seorang imam yang hidup diantara Dayak Embaloh, Desa-desa mereka masih dinamakan “rumah panjang”. tidak sebagaimana di daerah lain yang menumbuk padi di daerah yang luas.
Bagi masyarakat Dayak Embaloh, pekerjaan itu dilakukan pada bangunan-bangunan di samping. Kampung Keram, adalah salah satu kampung yang letaknya berdekatan dengan Benua Martinus.
Rumah panjang itu masih merupakan bangunan tua, dan acap kali mendapat serangan dari musuh yakni dari Dayak Iban. Jalan masuk kerumah itu bukan dari depan melainkan dari belakang atau serambi samping bawah rumah, sebagai mana juga halnya dengan rumah-rumah panjang yang lain. Hal ini sebagai proteksi atas serangan musuh secara tiba-tiba, sebab dengan demikan sumpit dan panah bisa diarahkan lewat lantai. Jangan heran, disana juga ada lobang-lobang jebakan yang tak terlihat yang sengaja dibuat dan dipasang memasuki rumah panjang.

Dayak Embaloh dikenal terampil dalam hal mengelola dan menanam padi di ladang yang kering. Mereka juga memiliki lahan pertanian (tegalan) di tepi-tepi sungai. Bila suatu ketika terjadi panen padi gagal , bisa dibayangkan bahwa Dayak Embaloh tidak perlu memikirkannya sebab mereka masih mempunyai persedian padi di lumbung mereka. Singkat kata, Dayak Embaloh adalah pekerja yang ulet yang pernah kukenal. Lebih-lebih wanitanya yang umumnya memiliki postur tubuh yang kuat dan sintal, mereka dikenal mahir berladang, mencabut rumput, dikumpulkan dalam satu wadah (seruwongkh) yang berguna sebagi pupuk untuk berbagai jenis tanaman, terutama pisang.


Pohon Aren (Vrije Vertaling)

Di daerah Embaloh tumbuh banyak pohon aren yang jika disadap airnya menjadi minuman keras, yang biasa dikenal dengan nama tuak. Pada dahan pohon aren yang berbunga, dibuat semacam dapur dari ketinggian 12-13 meter dari tanah, yang juga dibuat tempat duduk untuk 2 sampai 3 orang. Cairan aren dibiarkan sampai meragi,berbuih dan bisa langsung diminum di tempatnya. Hanya di situlah saya (imam) menemukan para peminum dan para pegemar alkohol. Pernah terjadi suatu saat, di pagi hari sudah ada orang mabuk, kepalanya menjadi pusing selesai minum air aren du atas pohon, dan iapun terjatuh kebawah, ungkap Pr. Herman Van Houlten

Jika Dayak Embaloh mengambil sadapan air pohon enau hanya untuk minuman, akan tetapi lain halnya dengan orang Melayu (Islam) di dekatnya, mereka membuatnya menjadi gula merah. Dan bagi mereka yang tidak menyuka minuman alcohol, gula merah itu merupakan sesuatu yang enak juga. Jika air nira didalam kuali atau periuk yang di masak dibiarkan sampai hangus sedikit hingga gulanya mengeras, maka menjadi makanan yang lezat. Jangankan anak-anak, bahkan saya sediripun amat menyukainya. Timpalnya.
Kampung Melayu itu mempunyai nama yang bagus, yakni Singkwan Kuning, yang juga menjadi nama pohon di tepi sungai yang mencolok pandangan dengan daun-daun berwarna kuning keemasan.

Kerajaan

Di setiap komunitas atau perkampungan Suku Dayak pastilah terdapat seseorang pemberani untuk melindungi komunitasnya yang disebut dengan Kepala Suku, namun wilayah tersebut bukan berarti kerajaan karena Dayak secara umum tidak pernah mengenal kerajaan. Akan tetapi Suku Embaloh mempunyai semacam kerajaan mereka juga memiliki semacam Kasta, dan sebagai konsekunsinya, anak Raja pun harus menikah dengan anak Raja.

Raja Mangkat

Jika Seorang Raja Mangkat/meninggal, ada tata cara penguburan sendiri. Saya (imam) pernah menyaksikan upacara penguburan itu. Caranya adalah Jenasah diletakkan dalam sebuah peti kayu besar, ditutup rapat-rapat dengan getah dammar, dibiarkan selama seminggu. Setiap malam semua orang dipanggil untuk berkumpul dengan dengan cara menabuh gong besar dan bersuara nyaring sebagai pertanda sebuah upacara.

Saya (imam) juga pernah mengalami malam seperti itu, suatu ketika kelompok wanita dengan rambut yang terurai menari. Tarian indah yang mereka lakukan itu bermaksud untuk mengiringi roh dalam perjalanannya menuju ke Gunung Suci Tilung. Gungung ini bentuknya sangat terjal yang diyakini dan dianggap sebagai tempat tinggal terakhir bagi para arwah yang meninggal. Dan menurut ceritanya bahwa nenek moyang mereka pada zaman dahulu kalapun berasal dari gunung tersebut.
Perjalanan menuju gunung terungkap dengan jelas dalam tarian, dimana penarinya seakan-akan mendayung di sungai dan nain turun bukit. Perjalalanan di lakukan melalui daratan sampai akhirnya sampai digunung suci. Tarian ini disertai dengan bunyi gong yang nyaring dan disertai minum tuak. Maka tidak mengherankan jika upacara pemakaman seorang raja menghabiskan banyak biaya, di samping memotong sejumlah ternak, juga memotong sejumlah babi dan ayam. Gunung suci tersebut terletak di tepian Sungai Mendalam dan bisa dicapai melalui Putussibau. Kira-kira sebelah utara sungai Mendalam, terdapat kampung yang di kenal dengan nama Tanjung Karang dan Tanjung Kuda, di mana Nieuwenhuis mengambil para pengikutnya untuk perjalanan melintasi pulau Kalimantan pada tahun 1894.

Kedua kampung itu amat bersejarah, sebab dari sanalah lahir orang-orang terkenal seperti J.C. Oevang Oeray, Gubernur Kalimantan Barat pertama dari Suku Dayak serta keponakannya, Aloysius Ding,
Aloysius Ding adalah imam Dayak yang pertama. Mereka adalah orang-orang pertama bagi Gereja dan tanah air yang semula memenang berasal dari pedalaman, kira-kira 1000 kilometer dari ibu kota Pontianak. Di samping Gubernur dan Imam orang Dayak yang pertama masih adalagi orang penting yang berasal dari sini, misalnya Djelani dan Palaoensoeka.
Seusai Perang Dunia II, Oevang Oeray dan Palaoensoeka dan teman temannya mendirikan salah satu Partai Politik yang dikenal dengan Partai Dayak dengan tujuan untuk meningkatkan kemajuan dan persatuan di kalangan masyrakat Dayak Kalimantan. Namum sayang, oleh Presiden Soekarno partai itu dilarang karena dianggap kurang Nasinal, sehingga Oevang Oeray beralih kepada partai yang bersimpati kepada komunis, yaitu Oarkindo, sedangkan Palaoensoeka memilih partai Katolik, ia mendapat jabatan tinggi di Jakarta, malah terpilih menjadi anggota DPR.






Baca Selengkapnya....

Jumat, 12 Februari 2010

Perjuangan dan Tantangan

oleh ; Sunawar

Disaat sedang beristirahat dan sambil berbincang-bincang dengan kawan-kawan diteras rumah, yang di sewa untuk melakukan pelatihan, tiba-tiba saja HP yang berada di depan ku berdering, tanda pangilan masuk, segera tanggan ku merah HP yang berdering. Sungguh aku merasa terkejut sekali ketika Kakak yang berada di singkawang mengatakan Nenek di rumah sudah meninggal, mendengar berita itu aku rasanya tak berdaya sekali, semua tubuhku terasa lesu pikiran ku buntu,
tiadak lama kemudian pembicaraan kami terputus. Aku hanya bias terdiam, merasa serba salah, dan seakan-akan menyalahkan diri sendiri, “mengapa hidup ini banyak sekali cobaan, mengapa disaat aku sedang tidak berada di tempat kelurga ku mendapat musibah”.

Aku merasa anak yang tidak berbakti pada orang tua, aku merasa orang yang tak berguna, karena orang yang paling aku sayangi dan orang yang menjadi pedoman hidup sudah pergi meinggalkan aku untuk selama-lamanya. dan disaat ia mengembuskan napas terakhir malah aku tidak berada di sampingnya, apa lagi untuk mengantarkannya ketempat tinggalnya yang terakhir aku juga tidak hadir, dikarena aku tidak berada di tempat untuk mengikuti pelatihan.

Selama mengikuti pelatihan pikiranku kacau sekali, hamper semua materi yang di sampaikan pada hari itu tidak bisa aku serap dengan sempurna. Aku berusaha untuk menengkan diri. Tetapi bayangan nenek tetap saja terlintas di depanku, seolah-olah di ingin mengatakan sesuatu pada ku. Aku menganggap kegiatan yang aku ikuti ini adalah pelajaran yang sangat mahal sekali, dan tiadak bisa di ukur dengan uang, karena aku harus rela kehilangan salahsatu orang yang menjadi panutan dalam hidup.

Aku berpikir mudah-mudahan ini semua ada hikmahnya, semua ini ada maksud tertentu yang kita sendiri tidak tahu. Dalam pikiran ku. aku harus tetap belajar danbelajar terus tampa putus asa walaupaun coban dan rintangan tetap meghantui ku. dalam hari yang sama juga, aku merasa tidak masuk akal dan tidak bisa aku banyagkan, ketika ada salah seoarng kawan mengatakan bahwa “jangan pernah coba sms atu negur” sungguh aku merasa serba salah sekali, dan bertanya-tanya dalam hati...apa salah ku, dan apa sebabnya sampai begini, tetepi aku teteap tegar dan tabah menghadapi semuanya, mungkin ini cobaan hidup yang harus di lewati. Sungguh perjuangan hidup ini terasa berat sekali, terlalu banyak tantangan.

Baca Selengkapnya....

Pertama kali aku mengenal cinta

oleh;sunawar

Sungguh, jauh sebelumnya aku tidak sekali tahu menau dengan namanya cinta, karena aku merasa cinta tak berarti bagi hidup ini, dan aku menjalani hidup ini tampa cinta. Entah kenapa pada waktu aku berjalan kesuatu tempat, aku merasa ada yang memandangiku…
Aku merasa ada yang mengamatiku, tapi aku berpikir mungkin itu cuma perasaan ku saja, aku merasa orang yang ada didunia itu sama saja, baik itu laki-laki dan perempuan. Tetapi ketika aku melihat kesuatu tempat,
mata ku rasanya tak mau berkedip, darah yang mengalir di dalam tubuh ini semakin derasnya, hatiku menjadi iba dan denyut jantungku semakin kencang, sungguh aku menjadi salah tingkah dan semakin tidak karuan.

Aku menceritakan semua apa yang terjadi pada diri ku, kepada salah satu teman gumpulku, tapi teman itu cuma diam dan menertawakanku, aku menjadi bingung, dan serba salah, padahal aku menceritakan yang sebenarnya tentang apa yang telah kurasakan ketika sedang melihat seorang gadis. Dan tiba-tiba teman itu bilang, mungkin kamu sedang jatuh cinta. Mendengar kata teman itu aku kaget dan terdiam, dan lalu tertawa sambil menyebut cinta…cinta….aku bilang pada kawan itu apa-apan ini, aku tak mengerti apa yang kamu katakana, dan lagi pula aku tak tahu apa itu cinta.

Dan ketika aku pergi ketempat yang semula, aku bertemua lagi dengan gadis itu, dan kami akhirnya, kami berjabat tangan saling memperkenalkan diri, dan setelah itu kami berbincang-bincang, dan saling bertukar pengalaman tenatng dunia masing-masing (dunia; perjalan hidup), gadis itu bernama cute. Dan rasa apa yang pernah terjadi padaku pada waktu itu sudah tidak lagi ku rasakan. Akirnya kami waktu yang membuat obrolan kami menjadi terhenti, pada akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Ketika sampi di rumah aku merasa banyang Cute selalu mengikutiku, dan selalu menemaniku, sungguh aneh selali, dan yang paling aneh ku rasakan selam hidupku. Setiap hari, setiap saat bayangan Cute selalu ada di depan mataku. Sungguh aku terdiam dan menerenung sebenatar, dan aku teringat dengan dengan kata-kata kawan yang sering ngumpul, yaitu cinta. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah aku sedang jatuh cinta, dan apakah aku sedang dicintai dan mencintai Cute?

Pada suatu hari aku memberanikan diri untuk mengatakan nama cinta, pada Cute, dan Cute hanya diam dan bingung dengan kataku itu, dia malah bertanya pada ku, apakah kamu tidak merasakan dan tidak mencintaiku? Dan apakah kamu belum pernah pacaran? Mendengar pertanya cute seperti itu, aku semakin bingung apalagi dia menanyakan kata yang tak pernah ku dengar, dengan sepontan aku menjawab, jujur saja sebenarnya aku tidak pernah mengenal Cinta dan apa lagi Pacaran kata-kata itu masih awam di pendengaranku. mendengar jawaban ku tersebut Cute mengganguk. Dan dia berjanji akan mengajari aku bagi mana mencintai dan dicintai.

Baca Selengkapnya....

Senin, 08 Februari 2010

KESEPUHAN CISITU MEMANG UNIK DAN MENARIK

oleh; Sunawar

Kesepuhan Cisitu, Desa Situmulya, Kecamatan Kunjangsari, Kabupaten Lembung. Kesepuahan Cisitu ini merupakan salah satu tempat atau kampung yang kaya akan sumber daya alamnya, secara geograpis Kesepuhan Cisitu ini terletak di sebuah lereng bukit, dan dikelilingi bukit-bukit yang unik dan masih hiju, yang mana di kampung ini yang di huni oleh masyarakat mayoritas suku Sunda, dan agama Islam. Kampung ini sangat kaya sekali akan sumber daya alam. Mempunyai hutan yang masih sangat luas dan banyak terdapat sumber daya alam dan bahan tambang seperti emas, batu bara dan minyak tanah. masyarakat Kesepuhan Cisitu dengan baris kolotnya mengelola sendiri sumber-sumber daya alam yang diwariskan oleh leluhur mereka. Selain bertani dan berkebun, masyarakat kesepuhan Cisitu mengolah tambang emas dengan cara yang masih tradisional, masyrakat Kesepuhan Cisitu ini mulai menambang emas sejak turun temurun, dan 80% dari pendudknya mengantungkan mata penchariannya dengan tambang emas.

Kesepuhan Cisitu, mayoritas memeluk Agama Islam, walaupun demikian, dikampung ini masih banyak anjing-anjing yang berkeliaran, dan hampir semua masyarkat kampung ini memelihara ajning, menurut Mbh Okri, (pemimpin adat) bahwa anjing-anjing itu memang sengaja di pelihara, untuk menjadi penjaga di ladang dan sawah, karena di kampung ini masih banyak terdapat babi hutan, selian itu juga anjing ini sebagai penjaga keaman di kampung, jelas Mbh Okri.


Anjing Memang di pelihara di kampung ini, dan boleh di katakana kalau kami di sini tidak memelihara anjing, mungkin pendapatan atau hasil pertanian kami berkurang dan bahkan tidak akan berhasil, karena banyak sekali hama-hama yang menyerang kebun dan pertanian kami, dan allhamdulilah, selama ini hasil pertanian kami boleh di katakana berhasil dan mencukupi di daerah kami.


Dan di kampung ini juga masih banyak terdapat lumbung-lumbung padi yang tersusun rapi di setiap sudud, yang mana lumbung-lumbung ini di satukan di salah satu tempat, yang jauh dari rumah penduduk, alasan di tempatkan jauh dari rumah penduduk, menjaga kemungkinan terjadi kebakaran, karena bahan-bahan yang di pergunakan untuk membangung lumbung padi ini sangat rawan terbagai, yang mana diding mengunakan bamboo, atapnya memgunakan ijuk enau/aren.

Untuk sampai di kesepuhan Cisitu ini memakan waktu yang sangat lama, karena situasi dan kondisi jalan yang begitu asik untuk di nikmati, perlu memakan waktu 3-4 jam dari ibu kota kabupaten atau kecematan. Dan cuca di daerah ini sangat dingin sekali, karena tinggal di lembah, yang di kelilingi gunung, kampung cisitu ini sudah sangat tua, menurut cerita masyarakat kampung ini sudah ada sejak tahun 1687, dan kampung ini di pimpim oleh ketua adat.

Kesepuahan Cisitu ini kalau dilihat dari geografis sangat luas sekali berkisar 5500 ribuan hektar, dan dengan populasi kepadatan penduduk sebanyak 2950 kepala kelurga atau berkisar 4600 jiwa. kewilayahan adat atau kesepuhan. Kesepuhan Cisitu ini di pimpin oleh Mbh Okri, Mbh Okri mulai memimpin atau dipercaya sebagai orang yang mampu memimpin kesepuhan ini sejak tahun 1988 hingga sekarang, Mbh Okri ini lahir pada tahun 1937. sebelum Mbh Okri, yang memimpin di Kesepuhan Cisitu ini adalah Mbh, Doni ini keturunan yang ke 6, setelah Mbh Doni, Kesepuhan di pimpin Mbh Jarim ini keturunan atau pemimpin Kesepuhan yang ke 7. semntara Mbh Okri ini sendiri Pemimpin atau keturunan yang ke 8. Mbh Okri, merupakan sosok yang mempunyai karisma kepemimpinan, dan pada mudanya Mbh Okri ini senang seklai merantau, dan boleh di katakana Mbh Okri ini sosok anak perantau, dari mudanya Mbh Okri hidup di perantuan, dan di mana dia merantau sambil mencari napkah atau membuat usaha-usaha, pada Tahun 1962, Mbh Okri melepas masa lanjangnya, dia menyunting seorang gadis di kampungnya yang bernama Yusi. Mbh Okri dan Yusi, istri tercinta, mempunyai 6 orang anak, dan yang mana sekarang anak-anak mereka ini sudah kawain, dan sekarang Mbh Okri mempunyai cucu sebnyak 15 orang.








Baca Selengkapnya....

Kabupaten Landak tampil beda

oleh; Sunawar


Festival Budaya Bumi khtulistiwa (FBBK) merupakan sebuah kegitan yang mengarah pada pelestarian seni dan budaya, yang ada di Kalimantan Barat, dalam kegitan ini bermacam ragam budaya yang di tampilkan dalam kegiatan FBBK ini. Kegiatna FBBK ini juga sudah menjadi bagian dari kalender Dinas Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat, yang mana di laksanakan setiap dua (2) tahun seklai.

Acra FBBK ini di buka langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH. Dan dilanjutkan dengan kegitan pawai budaya, dan acara pembukaan di dilaksanakn di depan korem Kalimantan barat. Untuk mengikuti pawai budaya Kabupaten landak menampilan cirikhs landak, dengan mendesain sebuah mobil dengan seekor landak, dengan mengunakan bahan-bahan yang sederhan, seperti beberapa batang kayu reng dan kasu, serta di lapisi dengan kertas karton dan lidi sapu. Mendesain mobil dengan cirikhas landak ini Cuma beberapa jam saja tidal lebih dari 4 jam. Ini merupakan desain yang sangat sederhana karena keterbatasan waktu Ide seperti ini muncul pada saat satu hari sebelum melakukan pawai budaya,

Kabupaten Landak, dalam acara Festival Budaya Bumi Khtulistiwa kali ini, di wakili oleh Sanggar Ikaran Seni Menjalin (ISIM), dalam acara Pawai budaya, Kabupaten Landak mendesain mobil dengan ciri khsnya yaitu Lanak (landak), desian mobil seperti ini mencirikhskan kabupaten landak, dan mendesain mobil seperti ini memakain waktu 4 jam, dengan waktu 4 jam ini sebenarnya tidak cukup, karena informasi yang di dapatkan dari panitia mendadak. Menurut Sekundus (ketua ISIM) sebenarnya tidak cukup waktu 4 jam mendesain mobil dengan bentuk Landak, karena informasi ini mendadak, terpaksa kita harus memperguna waktu 4 jam sebelum tampil, peralatan dan bahan-bahan yang di pergunakan sangat sederhana sekali, seperti kayu kaso, reng, ini untuk kita memuat bakal atau kerangka, karton atau kardus ini untuk membuat kulit/pembukus bodi. Sedangkan lidi dan Koran, itu untuk membuat bulu yang di bungkus dengan kertas Koran.

Dalam kesempatannya untuk melepas kontingen dari Kabupaten Landak Bapak Barto Kepala Bidang Seni dan Budaya di kabupaten Landak mengatakan, kami sanggat berterima kasih kepada dua sanggar ini, yaitu sanggar ISIM dari Menjalin dan Sanggar Ismahyana dari Ngabang, walupun kita belum sampai kepuncak yang kita harapkan artinya kita belum jadi pemenang, saya lihat kedua sanggar ini sangat-sanggat serius sekali, dan saya harap juga untuk kedepannya mungkin ita akan mempersiapkan segalanya dengan sebaik-baiknya, dan seklai lagi terima kasih kepada kedua sanggar ini.



Baca Selengkapnya....

Sikap hidup

oleh; Sunawar


Dalam dewasa ini, msayarakat semakin meyadari bahwa begitu perlunya dalam kehidupan bermasyarakat harus bergotong royong dan harus saling bantu membantu dan tolong menolong, karena hal-hal yang seperti inilah yang harus di kembangkan dan di lestarikan dalam kehidupan kita. Hidup ini juga harus perlu dan ada perjuangan kita jangan gambang menyerah dan pasrah, karena untuk menjalni hidup yang baik memang banyak tantangan dan halangan, apa lagi kalu kita baru mau bergaul dan menyatu dengan masyarkat, kita pasti banyak mendapatkan kritikan dan bahkan banyak mendapat kata-kata yang tidak wajar, kita akan menjadi baham omongan orang lain, dan untuk itu kita harus tabah dan sabar menghadapi semua itu, karena kesabaran dan ketabahanlah yang akan menjawab semua.

Kebanyakan masyarakat yang baru mau menjadi pemimpin, yang di mana pondasi mentalnya belum kokoh, cepat termakan emosi, orang itu pasti ngk akan lama menjadi pempin, karena peimpin itu butuh kesabaran dan ketabahan, dan yang harus kita tanamkan dalam pikiran seorang peimpin kita siap mendapat kritikan dan harus bisa memilah dan menyaring perkataan masyarakat.

Selian itu banyak juga peimpin yang hanya mau memakai prinsipnya sendiri, dan tidak mau mendengar perkataan dan saran orang lain, yang ini biasanya dikatakan prinsip yang otoriter. Prinsip pemimpin yang seperti ini tidak patut dan tidak layak untuk kita tiru. Dan biasanya juga pemimpin yang seperti ini nagk ada sipat kegotong royonganya danbahkan nagk ada rasa kebersamaan dan rasa memiliki, karena dalam pikirannya nagk ada orang yang lebih pintar dari dia.

Baca Selengkapnya....

Minggu, 08 November 2009

Masyarakat Kampung Raba mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang menebang pohon Binua.

oleh; Sunawar Owat



Bukit Sapatutn terletak di tenggah-tenggah, yang di kelilingi paling tidak lima kamung yang ada di dua desa, bukit ini mrupakan hutan lindung atau hutan adat di Binua Kaca’, Bukit ini sangat di lindungi oleh semua masyarakat yang ada di binua kaca’, dan ada kesepakatan didalam Binua kaca melalui Bide Binua dan Timanggong Binua, “Bahwa barang siapa yang berani atau berusaha menebang atau berladang di sekitar bukit sapatutn akan di kenakan sangsi”. Peraturan ini bukan baru, akan tetapi peraturan ini sudah lama di terapkan di Binua Kaca’.

Nunung, bermaksud untuk menebang pohon durian, di bukit sapatutn, yang dia (nunung) tahu bahwa durian yang ada di bukit sapatutn itu adalah milik Pak Kaben, (ayah Nunung). Katanya pohon duriatn itu bapaknya beli dari Pak Jani. Menurut beberapa sumber, bahwa pohon durian itu milik nek Timanggong, dan oleh Nek Timanggong, durian ini diberikan kepada Ne Japa sebagai penghargaan, (karena kedua orang ini sama-sama pemangku adat pada jaman itu). Pak Jani salah seorang keturunan Ne Japa, menjual Pohon durian ini kepada pak Kaben, menurut penuturan beberapa sumber, bahwa sebelum durian ini jatuh pak Kaben sudah duluan membuat pondok di situ (dibawah pohon durian), dan melihat hal itu demikian lalau terjadilah jual beli dengan pohon durian yang di beri nama Durian Ne Japa ini. Tetapi walupun ini sudah proses jual beli, bukan berarti pohon durian ini bisa di tebang atau di apakan, karena ini sudah menjadi ruang lingkup hutan adat, sudah barang tentu tidak bisa ditebang atau lain sebagainya, walupun pemilik sendiri.

Pada tanggal 27 oktober 2009, pengurus adat, aparat desa dan beberapa masyarakat biasa, naik kebukit untuk menyita sensau. Sebelum melakukan penyitaan mereka lapor dulu dengan beberapa tokoh yang ada di kamung raba. Dan setelah penyitaan mereka lapor ke Timanggong dan aparat keamanan.

Selin, kami tidak tau itu durian siapa, apakah itu duriannya sendiri ataupun durian nenek nya, kami tidak mengurus itu, yang penting ini sudah melanggar kesepakatan Binua, karena itu sudah milik Binua, ini kalau dibiarkan semua orang pasti akan mau dan berebut untuk mengambil kayu di bukit Sapatutn. Di bukit itu kan sedah menjadi hutan binua atau hutan adat, jadi sudah pasti dan jelas tidak bisa di ganggu gugat lagi. Kata pria separuh baya ini.

Dalam hasil laporan nya ke ketimanggong bahwa, timanggong akan memanggil mereka, untuk di mintai keterangan, itu dijadwalkan pada hari Jumat tanggal 30 oktober 2009. tepat tanggal yang ditetapkan, semua orang kumpul baik itu saksi dan pelaku, dan dalam keputusan timanggong bahwa pelaku di kenakan sangsi adat toto’ pangalabur.



Baca Selengkapnya....