Ketia pikiran kita terasa resah kita binggung apa yang harus kita lakukan

Veni, Vidi, Vici (Saya datang, saya melihat, saya menang)

Kamis, 27 Agustus 2009

cinta pertama yang hilang tiada kesan

oleh; Sunawar

pada tahun 2001 yang lalau, aku mengenal seorang gadis desa yang baru menginjak dewasa, dalam pertemuan itu, kami saling mengulurkan tangan untuk berkenalan, " helo, nama ku soen" "helo Juga nama ku Rika", akhirnya kami saling kenal dan mengenal. pada awal perkenalan dan sampai mingjak empat bulan, aku merasa malu untuk datang kerumahnya. rika selalu saja menyuruhku untuk datang kerumahnya untuk memperkenalkan aku dengan kedua orang tuanya, mendengar hal itu hatiku semakin bimbang, darahku terasa mengalir begitu deras, akhirnya akupun membernaikan diri untuk bertemua dengan kedua orang tuanya.

dalam pertemuan ku dengan kedua orang tuanya dan beberapa orang kelurganya, aku sama sekali tak mengelurkan kata-kata, aku merasa gugup, seakan-akan mulutku ditutup dengan kain. dan ketika itu orang tua rika berbicara dan menyakan hubungan kami, aku hampir saja pingsan, sunguh tak kusangka orang tua itu akan membahas hal yang sangat-sangat belum aku pikirkan, dia bilang " soen, sudah sejauh mana hubungan kalain, dan kami rasa kalian sudah layak dan patut untuk membanung sebuah rumah tangga?" aku terdiam sejenak, dan menarik napas dalam-dalam, meliat aku diam rika pun menyentuh tangganku untuk berbicara, "gini paman, hubungan kami selama ini baik, dan memang ada niat kami sampi kesitu, itu kalau Tuhan memberkati kami, dan sekarang terus terang saya belum berpikran sampai kesitu", lalau orang tua itu mengguk-nganguk dan berkata "baik lah, kalau memenag begitu, tapi kalau menurut kami, sebaiknya kalian tunangan saja dulu, kalau pun kalaian belum meimikarkan pernikahan", mendengar kata "Tuangan" aku semakin gugup dan bertanya dengan rika "dex, bagai mana pendapatmu?, kan ini menyangkut kita berdua?" mendengar pertanyaanku dan sekaligus aku meminta syaran, " kalau menurut aku, mungkin masalah tunagan atau yang lebih lanjutnya kan kita yang mengaturnya, dan kalau abang belum siap, ade juga sebenarnya belum siap juga, tapi kalau abang siap ade ikut abang saja" kata rika. saya lama sekali terdiam apa dan haurs bagai mana, dan dengan sepontan saya "baik lah paman, mungkin masalah hal-hal yang itu akan kamibicarakan lagi, mungkin belum sekarang, karena ini menyangkut kehidupan dan rasanya saya belum bisa memberi keputusan, apa lagi hubungan kami belum lama".

mendengar kata ku begitu akhirnya orang tua rika pun menyetujuinya. setelah pertama kali saya datang kerumahnya, ada beberapa bulan bahkan mungkin hampir satu tahun saya negkpernah datang, cuma yang ada hanya surat-suratan saja. aku ngk bermaksud untuk meninggalkan atau menghianati cinta ku pada rika. tapi ini semua aku lakukan untuk mencari jalan yang terbaik.

setahun kemudian, aku datang lagi ke rumah rika, dan kali ini saya sudah tidak merasa malu atau cangkung lagi, aku langsung masuk dan duduk seperti mana layaknya kita dirumah kita sendiri. kali ini kedantanganku bukun untuk meminta bertunangan atau apaun namanya, aku hanya datang untuk mengunjugi seorang kekasih.

setelah itu aku pun nagk datang lagi, dan beberapa kemudian aku mendengar kabar, rika sudah nagk ada di kampung lagi, dia sudah tinggal dengan abangnya yang ada di mentarado. aku semakin bingung dan bimbang kemana aku harus mencari tau apa dan bagai mana kabarnya. dan pada tahun 2003, aku pergi ketemapat kawan yang sekampung dengannya, suangguh tidak disangka sekali datang di simpang sampai ke kampung itu semua orang sudah tahu bahwa aku adalah suami rika, aku semakin bingung dan heran, aku cuwek saja mendengar omongan orang-prang itu, dan setibanya di kampung tepatnya didepan rumah kawan yang akan ku tuju, aku melihat ada sososk gadis yang berjalan meuju kearah simpang kampung, akulama ngk masuk dalam rumah, untuk melihat siapa gerangan.

setibanya didepan rumah kawan itu, aku merasa kaget, rupayanta dia (rika) sudah ada di kampung, dan dia hendak mau pergi kepasar, ketika rika melaiat aku ada di situ rika ngk jadi kepasar dan dia hanya mengutus adiknya untuk belanja kepasar. ya... kami pun melepas rindu kamu, yang sudah lama tidak bertemua, pertemuan kami kali ini sungguh di luar dugaan, dan aku ngak menyangka juga itu adalah pertemuan kami yang terakhir kalinya.

beberapa bulan kemudian aku mendengar Rika sudah berangkat ke malaysia untuk jadi TKI, sunguh aku merasa terpul sekali, aku merasa hidupku tak berguna, hampir setiap hari dan malam waktuku hanya untuk minum dan minum.

dari situlah aku mulai menyadari bahwa cinta itu bisa membuat orang jatuh kedalam lembah yang sangat curam dan cinta itu juga bisa membuat orang menjadi gila dan bahkan mati, cinta harus di kendalikan dnegan hati yang tenang dantegar, kita harus bisa menerima kenyataan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

biasa nya cinta pertama sangat berkesan dan indah... ini kok malah ... ?


hehe ...



Care Indonesia












































ekasasri


Care Indonesia