Ketia pikiran kita terasa resah kita binggung apa yang harus kita lakukan

Veni, Vidi, Vici (Saya datang, saya melihat, saya menang)

Senin, 09 Juni 2008

Mulanya Biasa Saja,1

oleh: sunawar Owat

Tahun 2000 merupakan tahun yang penuh makna bagi saya. Di awal bulan desember 2000, saya mengenal seorang gadis yang berinisial La, pertemuan kami hanya pertemuan biasa saja, seperti layaknya kita bersilaturahmi dengan orang-orang kampung, didalam pertemuan itu kami sedikit berbincang-bincang dan saling meperkenalkan diri satu sama lain.

Setelah pertemuan pertama itu, kami lama sekali tidak bertemu, dan ketika kami bertemua lagi disebuah rumah penduduk, pada waktu itu ada orang kampung yang meninggal dan kami bertemu lagi disana, saya sudah mulai tak inggat lagi dengan gadis itu, saya bertanya-tanya didalam hati, “rasa-rasanya saya pernah melihat orang itu”guma saya dalam hati. Melihat saya melamun gadis itu mendekati saya dan berkata

“mengapa melaum”

“ngak.ngak apa-apa” jawab saya agak gugup

“maaf, rasanya kita pernah ketemua ya?” Tanya saya memberanikan diri

“iya” jawab gadis itu sepontan

“di mana ya?”

“lupa kamu”

“iya, itu sebabnya saya keliatan bengong ketika meliat kamu?”

“bukan kah kita dulu bertemua pada pemukaan acara bola volley” jawab gadis itu

Saya mulai, meningat-ingat, dengan apa yang di katakana gadis itu,

“iya-ya, aku baru ingat, kalau nagk salah nama kamu La, ya?”

“ya, dan kamu Ot kan”

Kami akirnya saling tunjuk menunjuk dengan diringi tawa kecil, dan pembicaraan kami pun terputus, sebentar. Karena gadis itu di pangil kawannya. Gadis itu meinggal kan saya, dan saya pun mendekati kawan-kawan yang sedang sibuk membuat peti mayat dan mengukir nisan (salip), saya akhirnya membantu kawan-kawan saya yang keliatannya sudah mulai cape.

Sedang asiknya mengukir nama di kayu salip, rasanya ada orang yang mengelitik saya, semula tidak saya hiraukan karena seking asiknya, melihat tidak ada respon dari saya orang itu berkata

“asik betul” sapanya

“ngak juga” jawab saya sepontan dan sambil menoleh kebelang, rupaya gadis itu telah berada di dekat saya.
“sudah selesai cucui piringnya” Tanya saya

“sudah, dan saya sudah dari tadi memperhatikan kamu mengukir nama itu”

“berarti yang…:” belum selesai bicara saya gadis itu langsung menjawab

“iya” jawabnya

“sorry, ya tadi kamu aku cuwekkin”

“ngak apa-apa”

“yang benar ni, aku ngak enak jadinya”

“udahlah jangan dipikirkan, dan selesaikan dulu perkerjaannya ya, saya mau kebelang dulu” seru gadis itu

“oke deh” jawab saya dengan sepontan

Tidaklama kemudian gadis itu sudah minta pamit, dengan saya, katanya

“aku pulung dulu ya dah larut ni dan sampi ketemua malam besok”

“iya, hati-hati dijalan ya”

“oke’

“oya, boleh saya antar pulang”

“nagk usah, biaraku sendiri saja, dan juga perkerjaan mu belum selesai”

“ngak apa-apa, nanti kalau setelah mengantar kamu saya teruskan lagi” bujuk saya

Saya pun mngantar gadis itu pulang sampai didepan rumahnya

“yuk masuk” acaranya

“nagk usah”

“lo kok gitu, asuk dulu sebentar”

“terima kasih, nanti mengangu orang tua tidur”

“ngak apa-apa”

“dah kamu aja masuk ini kan dah larut, saya juga mau meneruskan kerjaan saya tadi”

“baiklah kalau gitu”

Gadis itupun masuk kedalam rumah yang berukuran 6x8 itu, setelah ia masuk kedalam saya pun kembali ketempat orang yang meninggal itu dan meneruskan pekerjaan saya yang sempat saya tinggalkan beberapa menint untuk mengandar gadis itu.


Bersambung………….

1 komentar:

Unknown mengatakan...

judul lagu ? pengarang lagu ? nama penyanyi ?


Care Indonesia


































































Care Indonesia




Ekasasri